Persepsi merupakan suatu proses yang didahului
oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui
alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu
dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu,
diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan
mengerti tentang apa yang diindera.
Menurut Kotler (2000) menjelaskan
persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran
keseluruhan yang berarti.
Proses pemahaman terhadap rangsang atau
stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi
beberapa jenis.
1.
Persepsi visual
Persepsi visual
didapatkan dari penglihatan. Penglihatan adalah kemampuan untuk mengenali
cahaya dan menafsirkannya, salah satu dari indra. Alat tubuh yang digunakan
untuk melihat adalah mata. Banyak binatang yang indra penglihatannya tidak
terlalu tajam dan menggunakan indra lain untuk mengenali lingkungannya,
misalnya pendengaran untuk kelelawar. Manusia yang daya penglihatannya menurun
dapat menggunakan alat bantu atau menjalani operasi lasik untuk memperbaiki
penglihatannya.
2.
Persepsi auditori
Persepsi
auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga. Pendengaran adalah
kemampuan untuk mengenali suara. Dalam manusia dan binatang bertulang belakang,
hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga,
syaraf-syaraf, dan otak. Tidak semua suara dapat dikenali oleh
semua binatang. Beberapa spesies dapat mengenali amplitudo dan frekuensi
tertentu. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bila dipaksa
mendengar frekuensi yang terlalu tinggi terus menerus, sistem pendengaran dapat
menjadi rusak
3.
Persepsi perabaan
Persepsi
perabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit. Kulit dibagi menjadi 3
bagian, yaitu bagian epidermis, dermis, dan subkutis. Kulit berfungsi sebagai
alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba
dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan;
sebagai alat
ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat
peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor reseptor khusus. Reseptor untuk rasa
sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan,
ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang
sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.
4.
Persepsi penciuman
Persepsi
penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
Penciuman, penghiduan, atau olfaksi, adalah penangkapan atau perasaan bau.
Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor tespesialisasi pada rongga hidung
vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor pada antena invertebrata. Untuk
hewan penghirup udara, sistem olfaktori mendeteksi zat kimia asiri atau, pada
kasus sistem olfaktori aksesori, fase cair.Pada organisme yang hidup di air,
seperti ikan atau krustasea, zat kimia terkandung pada medium air di sekitarnya.
Penciuman, seperti halnya pengecapan, adalah suatu bentuk kemosensor.
5.
Persepsi pengecapan
Persepsi
pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah. Pengecapan
atau gustasi adalah suatu bentuk kemoreseptor langsung dan merupakan satu dari
lima indra tradisional. Indra ini merujuk pada kemampuan mendeteksi rasa suatu
zat seperti makanan atau racun. Pada manusia dan banyak hewan vertebrata lain,
indra pengecapan terkait dengan indra penciuman pada persepsi otak terhadap
rasa.
Sensasi pengecapan
klasik mencakup manis, asin, masam, dan pahit. Belakangan, ahli-ahli psikofisik
dan neurosains mengusulkan untuk menambahkan kategori lain, terutama rasa gurih
(umami) dan asam lemak.Pengecapan adalah fungsi sensoris sistem saraf pusat.
Sel reseptor pengecapan pada manusia ditemukan pada permukaan lidah,
langit-langit lunak, serta epitelium faring dan epiglotis.
Faktor yang
mempenngaruhi Persepsi
1.
Faktor Internal
yaitu faktor-faktor
yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :
A.
Fisiologis.
Informasi masuk
melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi
dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya.
Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga
interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
B.
Perhatian.
Individu memerlukan sejumlah energi yang
dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan
fasilitas mental yang ada pada suatu obyek.
Energi tiap
orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan
hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.
C.
Minat.
Persepsi
terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau
perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance
merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari
stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
D.
Kebutuhan yang searah.
dapat dilihat
dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek/ pesan yang dapat
memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.
E.
Pengalaman dan ingatan.
Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada
ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian
lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
F.
Suasana hati.
Keadaan emosi mempengaruhi
perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada
waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan
mengingat.
2.
Faktor Eksternal
merupakan karakteristik dari lingkungan
dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah
sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana
seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal
yang mempengaruhi persepsi adalah :
1.
Ukuran dan penempatan dari obyek atau
stimulus.
Faktor ini
menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk
dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat
bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya
membentuk persepsi.
2.
Warna dari obyek-obyek.
Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih
banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang
sedikit.
3.
Keunikan dan kekontrasan stimulus.
Stimulus luar
yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di
luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.
4.
Intensitas dan kekuatan dari stimulus.
Stimulus dari luar akan memberi makna lebih
bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat.
Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi
persepsi.
5.
Motion atau gerakan.
Individu akan
banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam
jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.
Faktor
psikologis lain yang juga penting dalam persepsi adalah berturut-turut: emosi,
impresi dan konteks.
Emosi; akan
mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu saat,
karena sebagian energi dan perhatiannya adalah emosinya tersebut. Seseorang
yang sedang tertekan karena baru bertengkar dengan pacar dan mengalami
kemacetan, mungkin akan mempersepsikan lelucon temannya sebagai penghinaan.
Impresi; stimulus yang
salient / menonjol, akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi seseorang. Gambar
yang besar, warna kontras, atau suara yang kuat dengan pitch tertentu, akan
lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan menjadi fokus dari persepsinya.
Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan berpenampilan menarik, akan
lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan persepsi ini akan mempengaruhi
bagaimana ia dipandang selanjutnya.
Konteks; walaupun
faktor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang penting, malah
mungkin yang paling penting. Konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan
fisik. Konteks memberikan ground yang sangat menentukan bagaimana figure
dipandang. Fokus pada figure yang sama, tetapi dalam ground yang berbeda,
mungkin akan memberikan makna yang berbeda.
Sumber : Kotler,
Philip.200. Marketing Manajemen: Analysis,
Planning, implementation, and Control 9th Edition, Prentice Hall
Internatonal, Int, New Yersey
No comments:
Post a Comment