Ada tiga
komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude)
yaitu :
Berisi kepercayaan seseorang mengenai
apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu
telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat
diharapkan dari obyek tertentu.
2.
Afektif (affective)
Menyangkut masalah emosional
subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini
disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
3.
Konatif (conative)
Komponen konatif atau komponen perilaku
dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan
berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap
yang dihadapi (Notoatmodjo ,1997).
Tentunya ada faktor yang dapat
mempengaruhi sikap, antara lain :
a) Adanya
akumulasi pengalaman dari tanggapan-tanggapan tipe yang sama.
b) Pengamatan
terhadap sikap lain yang berbeda.
c) Pengalaman
(baik / buruk) yang pernah di alami.
d) Hasil
peniruan terhadap sikap pihak lain secara sadar / tidak sadar.
Untuk mengubah suatu sikap, kita harus
ingat bagaimana sikap dengan pola-polanya terbentuk. Sikap bukanlah diperoleh
dari keturunan, tetapi dari pengalaman, linkungan, orang lain, terutama dari
pengalaman dramatis yang meninggalkan kesan yang sangat mendalam.Dikarenakan
sikap sebagian besar berkaitan dengan emosi, kita lebih mudah mempengaruhinya
dengan emosi pula, yaitu dengan pendekatan yang ramah tamah, penuh pengertian
(empathy) dan kesabaran.
Karakteristik Sistem Sikap :
1. Sikap ekstrem (sulit berubah).
2. Multifleksitas : mudah berubah secara
kongruen,nanun sulit berubah secara inkongruen dan sebaliknya.
3.
Konsistensi (sikap yang stabil).
4.
Interconnectedness : keterikatan suatu
sikap dengan sikap lain dalam suatu kluster.
5. Konsonan : sikap yang saling berderajat
selaras akan lebih cenderung membentuk suatu kluster.
Fungsi Sikap
Untuk melihat lebih lanjut mengenai
sikap belajar sebenarnya ada sesuatu yang melatarbelakangi mengapa siswa
mengambil sikap. Hal ini berkaitan erat dengan fungsi sikap, sebagai berikut:
1)
Sikap sebagai instrumen atau alat untuk
mencapai tujuan (instrumental function).
Seseorang mengambil sikap tertentu
terhadap objek atas dasar pemikiran sampai sejauh mana objek sikap tersebut
dapat digunakan sebagai alat atau instrumen untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai. Kalau objek itu mendukung dalam pencapaian tujuan, maka orang akan
mempunyai sikap yang positif terhadap objek yang bersangkutan, demikian pula
sebaliknya. Fungsi ini juga sering disebut sebagai fungsi penyesuaian (adjustment),
karena dengan mengambil sikap tertentu seseorang akan dapat menyesuaikan diri
dengan keadaan lingkungannya.
2) Sikap
sebagai pertahanan ego
Kadang-kadang orang mengambil sikap
tertentu terhadap sesuatu objek karena untuk mempertahankan ego atau akunya.
Apabila seseorang merasa egonya terancam maka ia akan mengambil sikap tertentu
terhadap objek demi pertahanan egonya. Misalnya orang tua mengambil sikap
begitu keras (walaupun sikap itu sebetulnya tidak benar), hal tersebut mungkin
karena dengan sikap keadaan ego atau aku-nya dapat dipertahankan.
3) Sikap
sebagai ekspresi nilai
Yang dimaksud ialah bahwa sikap
seseorang menunjukkan bagaimana nila-nilai pada orang tua. Sikap yang diambil
oleh seseorang mencerminkan sistem nilai yang ada pada diri orang tersebut.
4) Sikap
sebagai fungsi pengetahuan
Ini berarti bahwa bagaimana sikap
seseorang terhadap sesuatu objek akan mencerminkan keadaan pengetahuan dari
orang tersebut. Apabila pengetahuan seseorang mengenai sesuatu belum konsisten
maka hal itu akan berpengaruh pada sikap orang itu terhadap objek tersebut.
No comments:
Post a Comment